Atasi Mata Minus Anak Tanpa Lasik, Mungkinkah?
Salah satu dampak yang dirasakan dari banyaknya waktu di depan layar (screen time) saat anak harus melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring membuat fenomena Computer Vision Syndrome, yang bisa membuat anak mengalami kenaikan refraksi seperti mata minus dan mata silinder secara progresif.
Salah satu cara untuk mengatasi mata minus adalah lewat penggunaan kacamata atau lasik. Namun, lasik tidak direkomendasikan bagi anak-anak yang berusia di bawah 19 tahun.
Dokter Optometri sekaligus Ortho K Specialist, Andri Agus Syah, OD, FPCO, FAAO mengatakan melalui keterangannya, Minggu (11/4/2021), terdapat alternatif lain untuk mengatasi mata minus, salah satunya adalah dengan terapi lensa kontak Orthokeratology (Ortho K).
Terapi ini bertujuan membentuk ulang kornea mata pasien yang tadinya tidak beraturan, menjadi bulat kembali secara alami terapi Orthokeratology .
Menurut Andri, terapi Ortho K bisa menjadi solusi bagi mata minus anak-anak yang naik terus dari tahun ke tahun. Prosesnya alami, aman, dan sudah ada FDA Approved.
“Penggunaan lensa kontak Ortho K (Orthokeratology) sangat simple, hanya dipakai pada saat tidur di malam hari. Lalu bisa dilepas pada pagi hari dan anak-anak mendapatkan penglihatan yang terang tanpa penggunaan alat bantu seperti kacamata atau lensa kontak konvensional,” kata Andri.
Meskipun terbilang baru di kalangan masyarakat Indonesia, namun metode ini sudah dilakukan selama lebih dari satu dekade di Amerika.
Orthokeratology disebut aman dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menurunkan dan menghambat laju minus.
Dokter Weni Puspitasari, SpM selaku Spesialis Mata mengatakan ada beberapa penelitian di Amerika yang menunjukkan bahwa Ortho K ini punya successful rate yang tinggi dalam memperlambat laju minus.
“Jadi cocok buat orang tua yang ingin anaknya lepas kacamata. Bahkan orang dewasa juga bisa ikut terapi ini, tapi tentu harus melakukan screening awal pemeriksaan terlebih dahulu,” kata Weni.